Minggu, 10 Juli 2022

Takbir Berkumandang Dia Menghilang

 


Menulis  Hari ke-30


Daerah tempat tinggalku yakni Desa Sido Mukti lebahan Idul Adhanya hari minggu tanggal 10 Juli 2022. Setelah salat magrib sudah  terdengar takbir dimana-mana pertanda besok harinya akan dilaksanakan salat Idul Adha. Air minum miniral gelas dalam kartonan bermacam merek  sudah tersedia. Begitulah persipan untuk kegiatan takbir malamnya. Tak lupa persedian  untuk minum para jemaah masjid besok selepas salat.

Bapak-bapak dan para remaja di sekitarnya bertakbir bersama di masjid. Para remaja yang tidak ikut takbiran di masjid memilih  mengelilingi kampung sambil takbiran sebagai tanda keikut sertanya memeriahkan malam takbir yang penuh berkah.

Sungguh disayangkan, sebagian anak ada yang pergi entah kemana. Pamitan dengan ortunya akan ikut takbir keliling. Kenyataannya mereka pergi keluar daerah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan takbir dimalam  menjelang lebaran. Berbohong sama orang tua demi menjalankan keinginkan sendiri. Mawas diri belum terbiasa yang membuat mereka lupa akan segalanya.

Malam semakin larut anak belum pulang dari takbiran. Resah dan gelisah melanda hati kedua orang tua. Mau tidur mata tidak bisa dipejamkan, pikiran melayang pada anak yang tengah malam entah dimana. Sedih dan senang menyambut hari kemenangan bercampur menjadi satu. Mondar mandir kesana kemari menunggu kepulangan pujaan hati. Tiada kata yang terucap selain doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT. Ya Allah, lindungi anakku dimana saja berada.


Terdengar ponsel berbunyi dari arah kamar. Aku berjalan laju menuju kamar untuk mengangkat telepon dari orang yang tak dikenal. Baru mau bicara, suara mobil ambulance terdengar jelas di depan rumah. Telepon ku letakkan begitu saja dan  buru-buru menuju ke depan selanjutnya langsung  membuka pintu. Perasaan mulai tak menentu melihat  tetangga sudah ngumpul semua dan menatapku penuh tanda tanya.

Aku Cepat-Cepat menghampiri mobil ambulan yang mana pintunya sudah terbuka.  Alangkah kagetnya diriku di dalamnya adalah anakku.  Yang ku tunggu dari tadi telah terbaring kaku. Penantian ku terasa sia-sia, anak yang didambakan sudah tutup usia.

Dada terasa sesak, air mata mengalir deras yang sulit dihentikan. Harapan menua bersama anak Sholeh, yang  sukses dunia akhirat hanya sebatas angan. Ternyata dia malah meninggalkanku sendiri dengan hati yang berduka. Takbir berkumandang dia malah pulang untuk selamanya.😭

Nasehat orang tua jangan diabaikan. Pirasatnya melebihi terpong ajaib yang ada didunia ini. Tegur dan larangannya adalah tanda kasih sayang. Berhenti membohongi orang lain karena sesungguhnya kita telah mendustai diri sendiri.

Salam Literasi!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengembangkan Komitmen Menulis di Blog

  Tema               : Komitmen Menulis di Blog Gelombang      : 29 Tanggal            : 12 Juli 2023 Tema                : Komitmen M...