Kamis, 16 Juni 2022

Tantangan Menulis Setiap Hari

Hari ke-8
Jum'at, 17 Juli 2022

Nenek dan Pohon Ubi




Aku sangat bersukur  dan beruntung masih mempunyai keluarga yang lengkap. Nenek adalah orang selalu menemaniku  dalam suka maupun duka. Beliau suka bersenda gurau pada semua cucunya. Kami memanggil dengan sebutan NELI yang merupakan kependekan dari nenek lincah. Usia nenek sudah lebih dari sembilan puluh tahun mata dan telinganya tidak ada gangguan. Rambut masih hitam adalah rambut beruban satu-satu. Nenek tidak bungkuk seperti nenek-nenek yang ku kenal. Setiap salat masih berdiri seperti biasanya.

Setiap pagi Nenek pergi ke kebun belakang rumah. Nenek pasti membawa cangkul dan dua batang pohon ubi sambil bernyanyi-nyanyi. Nenek selalu ceria dan tidak pernah mengeluh. Sesampai di kebun terlebih dahulu yang dikerjakan adalah membakar sampah  yang sudah di onggokan dari kemaren. Abunya di jadikan pupuk tanamannya. 

Walau sudah berumur hampir satu abad, semangat hidup Nenek masih tinggi. Beliau suka berbagi dengan siapa pun. Tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah kalimat ini jadi motivasinya berbagi pada semua orang.

Aku sangat penasaran dengan Nenek. Kenapa Nenek selalu bekerja setiap pagi, dan suka menanam pohon ubi. Banyak jenis tanaman yang lain misalnya jagung, kacang tanah, terong dan banyak lagi yang lain.

"Nek, mengapa pergi ke kebun harus pagi hari?" ujarku.

Nenek menjawab," biar kita sehat kita harus pandai menggunakan waktu. Pagi hari udara masih segar dan baik untuk kesehatan. Bekerja di pagi hari juga menyehatkan badan. Kalau siang udara panas."

"Nah, pohon ubi itu Nenek tanam biar daunnya bisa kita petik untuk sayur. Kita tidak perlu lagi membeli dan malah kita bisa menjualnya. Ubinya bisa kita buat kripik, getuk, dan tapai. Nenek waktu gadis tukang jual tapai keliling kampung. Kakekmu adalah pelanggan yang setia sampai dia tiada. Nenek tersenyum padaku sambil mengelap wajahnya yang penuh dengan keringat. Sebanyak itu jenis makanan dari tanaman ubi. Nenek sangat suka ubi rebus karena tidak ada   minyaknya. Biar sehat jangan suka makan yang berminyak-minyak." Nenek penuh semangat menjelaskan   kepadaku.

"Nek, apakah rahasianya biar bisa ceria seperti Nenek?" Aku masih penasaran kembali bertanya kepada Nenek.

Nenek tersenyum padaku, lalu berkata," selalu pikirkan yang baik-baik atau berpikiran positif dan banyaklah tersenyum."

Terima kasih, Nek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengembangkan Komitmen Menulis di Blog

  Tema               : Komitmen Menulis di Blog Gelombang      : 29 Tanggal            : 12 Juli 2023 Tema                : Komitmen M...