Sabtu, 18 Juli 2022
Aku Sayang Kakak
Setiap
kali tidur aku selalu bermimpi melihat dan
bertemu kak Neti, anehnya ketika disapa dia hanya menundukkan wajahnya yang
penuh dengan air mata dan cepat-cepat berlalu dari hadapanku. Kemudian aku
bertemu dengan nenek yang mengajakku duduk di bawah pohon rambutan. Beliau
memberikan nasehat padaku supaya selalu menghormati dan menghargai kakak seperti apa yang aku lakukan pada ibu.
Merasa
emosi dengan mimpi itu karena kak Neti
sudah lama aku anggab orang lain. Aku baik sama dia selama ini supaya dapat bantuannya. Sekarang aku sudah
punya apapun, jadi apa yang ku inginkan tak perlu lagi meminta pertolongannya.
Jujur aku sangat kesal dengan Kak Neti karena ibu selalu membangga-banggakannya
sebab dia memang sukses dalam usahanya.
Semenjak
peristiwa itu aku merasa malas melihat apalagi bicara langsung dengan kakak.
Aku lebih memilih orang lain menjadi saudaraku dari pada kak Neti. Aku ingin
dia dibenci oleh semua orang, makanya aku jelek-jelakkan dia kepada istriku dan
semua orang yang mengenalinya. Ingin sekali melihat dia mengemis-gemis minta
bantuan padaku,
Aku
dan kelurga berusaha menjauh darinya supaya tidak melihat kesuksesan kak Neti
dan harta bendanya. Kebaikannya tiada artinya bagiku. Sekarang aku menyaingi
dagangannya dengan cara menjual apa yang dia jual di tokonya dengan harga yang
lebih murah. Biar tokonya sepi dari
pelanggan.
Entah kenapa Tiga bulan yang lalu aku mendapatkan cobaan hidup yang
amat berat dan penuh dilema. Anakku dikabari jarang di rumah kontrakannya dan
pergi entah kemana dengan orang-orang yang tak dikenal. Selama ini aku percaya
dia kerja dan sekolah dengan baik. Aku mencoba mencari kebenaran secara
diam-diam datang ke kontrakan anakku. Biar dia tidak mengetahui kedatangan
orang tuanya. Tujuannya biar mudah melihat kenyataan dengan mataku sendiri.
Astaga,
ternyata benar anakku bukanlah baik dan patuh pada aturan yang ada. Sungguh di
luar dugaanku, aku mempercayainya namun dikianatinya. Dia berpakaian tidak
menutup aurat, rambutnya dipotong seperti anak laki-laki dan berteman dengan
orang yang tidak sekolah yang sudah membuatnya terpengaruh. Aku juga bertanya
sama pemilik kontrakannya bagaimana sikap dan keseharian Lupia putriku.
Berharap jawaban dari mereka beda dengan
apa yang barusan aku lihat. Rupanya keterangan yang kudengar lebih parah dari
yang kulihat. Tiada kata yang terucap selain beristigfar.
Aku
berusaha menenangkan diriku dengan banyak membaca selawat nabi dan istiqfar.
Semoga anakku kembali kejalan yang benar. Aku pergi mengambi wuduk untuk salat isya. Selepas itu
aku pergi kekamar Lufia berusa untuk tidur. Barusan tertidur sebentar
langsung mimpi bertemu dengan nenek yang selalu memintaku
untuk berbuat baik kepada kak Neti.
Aku
terbangun dan berusaha mengingat kata-kata nenek. Aku merenung dan mencoba
mengingat kebaikan kak Neti padaku. Kakak yang selama ini banyak berkorban
untuk aku dan keluarga. Aku sukses jadi PNS karena dia bahkan istriku juga
sudah PNS Karena kebaikan kakak jua. Aku pinjam uang puluhan juta dan bayarnya
ngansur padanya, kak Neti tak keberatan pada hal kalau dia beli kebun atau
tanah untuk keluarga sudah dapat. Aku menyadari betapa terlukanya hati kakak
selama ini karena ulahku. Alangkah
banyaknya dosaku dan ruginya diriku telah mengabaikan ridonya kakak. Aku
termasuk adek durhaka, lupa diri dan tak
tau diri batinku mulai memberonta.
Tersadar
dari mimpi aku langsung menagis sejadi-jadinya, sadar diri bahwa yang tidak
baik itu adalah aku bukan kak Neti. Aku selalu menganggab diriku benar dan baik
pada semua orang. Begitulah kesombongan yang sudah merasuki jiwa dan pikiranku.
Durhaka
kepada kakak tidaklah dibenarkan dalam Islam karena Islam memandang adab adik
kepada kakak sama seperti adab anak kepada orang tuanya. Dalam artian, adik
harus berbuat baik kepada kakak sebagai orang yang lebih tua sama seperti
seorang anak yang berbuat baik kepada orang tuanya.
Tulisan
itu juga membuatku semakin sadar bahwa aku selama ini memang kurang baik sama
kakak. Semoga kakak memaafkan semua kesalahanku.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar