Sabtu, 18 Juni 2022

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

 Jum'at, 17 Juni 2022

Resume ke-14

KONSEP BUKU NONFIKSI

 


Kegiatan Belajar Menulis malam ini yang menjadi moderatornya adalah Ibu Lely Suryani. Pertemuannya dibagi menjadi 4 sesi yaitu :

1.   Pembukaan = Perkenalan

2.   Pemaparan  materI

3.   Tanya jawab yang pertanyaannya dikirim melalui WA pribadi.

4.   Penutup 

Nara sumber kita IBU MUSIIN yang mempunyai makna sebagai berikut:

MU                MU    : Mudah bergaul dengan siapa saja

SI                   SI      : Siapapun bisa jadi teman dan kawannya.

IN                  IN     : Indah hidupnya karena banyak teman

Ibu Musiin merupakan alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8. Di awal ikut kelas menulis beliau belum memiliki blog berangkat dari nol. Beliau tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku namun ternyata kelas menulis Om Jay menjadi pembuktian bahwa Tidak Ada Yang Tidak Mungkin. Kata Prof Rhenaldi Berpikirlah secara Opportunity Based maka kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Menulislah setiap hari maka keajaiban akan datang

Ibu Musiin mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Kami bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi

Ketakutan  yang dirasakan Ibu Musiin ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1.  Takut tidak ada yang membaca.

2.  Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.  Merasa karya orang lain lebih bagus.

Menulis menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide. Akhirnya Ibu Musiin singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. Beliau yang awalnya minder untuk menulis menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Pesan Ibu Musiin jangan sampai menjadikan kegiatan menulis menjadi sebuah mimpi buruk. Sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay.

Seperti yang disampaikan Prof Eko,dan Bunda Sri, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Di era digital seperti saat ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku. Semua adalah guru dan semua adalah murid.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS

Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan Ibu Musiin mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 2 minggu bersama Prof. Eko.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.  Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contoh: Buku Pelajaran

2.  Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara) 

Pola yang beliau  pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1.  Pratulis

2.  Menulis Draf

3.  Merevisi Draf

4.  Menyunting Naskah

5.  Menerbitkan

Langkah Pertama : Pratulis

1.  Menentukan tema

2.  Menemukan ide

3.  Merencanakan jenis tulisan

4.  Mengumpulkan bahan tulisan

5.  Bertukar pikiran

6.  Menyusun daftar

7.  Meriset

8.  Membuat Mind Mapping

9.  Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.  Pengalaman pribadi

2.  Pengalaman orang lain

3.  Berita di media massa

4.  Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.  Imajinasi

6.  Mengamati lingkungan

7.  Perenungan

8.  Membaca buku

9.  Survey

10.Wawancara

Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang saya tulis.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.  Karakteristik Generasi Dalam Berinternet 

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B.  UU ITE

C.  Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B.  Elemen

C.  Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E.  Level Kompetensi Literasi Digital

F.  Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B.  Sekolah

C.  Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.  Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.  Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8 dan saya yakin beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu.  Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku.

Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis

Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.

Anotomi Buku

1.  Halaman Judul

2.  Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.  Halaman Daftar Isi

4.  Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.  Halaman Prakata

6.  Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.  Bagian /Bab

8.  Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.  Halaman Glosarium

10.Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua : Menulis Draf

1.  Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.  Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga : Merevisi Draf

1.  Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.  Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat : Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.  Ejaan

2.  Tata bahasa

3.  Diksi

4.  Data dan fakta

5.  Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.  Hambatan waktu

2.  Hambatan kreativitas

3.  Hambatan teknis

4.  Hambatan tujuan

5.  Hambatan psikologis

Dari sesi pertanyaan dapat diambil kesimpulan bahwa:

Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.

Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut

1. Bahasa yang digunakan formal dan baku.

2. Isi berkaitan dengan fakta.

3. Tulisan bersifat ilmiah populer

4. Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada

     Jenis Buku Non Fiksi

1. Buku Catatan Pelajaran

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

9. Biografi

10. Memoar

Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.

Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan  Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita

Kita bisa menggunakan  model teks apapun sepanjang itu sesuai dengan tujuan tulisan kita, misalkan kita menulis jenis buku motivasi. Untuk meyakinkan pembaca kita bisa menggunakan teks persuasi  atau teks narasi ketika kita memberi cerita untuk memperkuat motivasi kita.

Untuk buku teks pelajaran, model teks yang kita gunakan adalah eksplanasi dan deskriptif.
Semakin lama jam terbang, penulis akan secara otomatis menyesuaikan agar makna yang disampaikan mudah ditangkap pembaca. Nonfiksi murni ditulis berdasarkan data-data otentik atau berdasarkan penelitian dan mempunyai daya pendukung yang jelas. Nonfiksi kreatif berasal dari sumber otentik namun kemudian dikembangkan oleh penulis. Contoh tulisan nonfiksi kreatif adalah biografi.

Tulisan ini berdasarkan sumber otentik, namun agar menarik tulisan tersebut dikembangkan oleh penulis.Untuk tahapan atau langkah-langkah penulisan sama, baik itu awal, isi dan penutup. Semua pasti dari menentukan tema.Untuk anatomi buku, silakan melihat kembali yang sudah saya sampaikan. Anatomi tersebut akan dilihat jika mengikuti uji sertifikasi penulis.Untuk urutan bab, sub bab harus disesuaikan dengan tema. Untuk itu sebelum menulis, kita harus membuat kerangka berdasarkan tema kita.

Definisi memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif  di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya bisa memberi inspirasi pembaca. Cerita novel Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara merupakan cerita memoir.
 Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata.
Dan buku ini bagi saya sangat istimewa karena mengabadikan peristiwa dalam kehidupan seseorang.

Demikian resume pertemuan Belajar Menulis PGRI Yang dapat saya tuliskan. Semoga ilmu yang yang didapat bisa membantu kita menaklukkan tantangan untuk menulis buku non-fiksi.

Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengembangkan Komitmen Menulis di Blog

  Tema               : Komitmen Menulis di Blog Gelombang      : 29 Tanggal            : 12 Juli 2023 Tema                : Komitmen M...