Resume ke-18
Senin, 27 Juli 2022
Assalamulaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat
malam Bapak/Ibu hebat Indonesia yang tergabung dalam kelas Belajar Menulis
Gelombang 26. Di malam putaran ke -18 kembali Mutmainah akan menemani sahabat
nusantara di kelas Menulis tanpa sekat dan batas. Semoga semangat kita tetap
menyala untuk terus berkarya. Semoga niat tetap terjaga untuk menambah ilmu
dari narasumber yamg luar biasa.
Bambang
Trimansyah
Penulis
tidak pernah dilahirkan tetapi diciptakan, bakat menulis tidak selalu dibawa
sejak lahir tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan.
Allow
yourself to be a beginner. No one starts off being excellent.”
Biarkan
dirimu menjadi seorang pemula. Tidak ada yang baru memulai menjadi luar biasaπ₯°π₯°π₯°π₯°
If you want to be a writer, you must do two
things above all others: read a lot and write a lot. ”
Jika
kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal banyak membaca
dan banyak menulis.π₯°π€
Menulis
dan membaca merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, amunisi seorang penulis
adalah bacaannya. Tidak semangat menulis bisa jadi karena kurang membaca jika
membaca sudah dilakukan tetapi masih saja sulit menulis.
Baiklah,
agar kita semakin mengenal narasumber
kita yang luar biasa. Lebih baik kita baca dulu yuk CV bapak Raimundus
Brian Prasetyawan, S.Pd.
Lahir
di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD
di Jakarta. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya
(www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku
berjudul "Majors For The Future".
Puluhan
tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer.
Penulis
3 buku solo dan 14 buku antologi, juga aktif di berbagai diberbaga pelatihan
kelas menulis sebagai Narasumber. Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru
Nasional. Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI. Sejak tahun 2020,
telah membuat pelatihan kelas dasar blogspot bagi guru-guru se-Indonesia.
Sampai saat ini sudah dilaksanakan 5 angkatan,
Profil
Narasumberπ
https://www.praszetyawan.com/p/profil.html.
Semua
orang akan mati, terkecuali karyanya. Maka tulislah sesuatu yang akan
membahagiakan dirimu di akhirat kelak”- Ali bin Abi Thalib
Malam
ini bapak ibu memasuki pertemuan ke-18. Artinya, tinggal 2 pertemuan lagi semua peserta sudah boleh menyusun naskah resume untuk
dijadikan buku solo hasil pelatihan. Ditambah 10 pertemuan motivasi sebagai
penguatan. Seperti yang kita ketahui
buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Hasil tulisan kita
tentu saja ingin bermuara menjadi sebuah buku, tetapi masih bingung kemana buku
harus diterbitkan?
Apa
saja yang menjadi syarat penerbitan buku?
Salah
satu syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo. penerbit indie
menjadi solusi karena kemudahan dalam menerbitkan buku. Namun juga harus
memahami bagaimana ketentuan dan cara menerbitkan buku di penerbit indie. Kuliah
malam ini akan narasumber kupas tuntas sampai ke akar akarnya. Naah mari kita
simak bersama taburan ilmu dari narasumber keren.
Baik
selamat malam bapak/ibu penulis di seluruh wilayah Indonesia,senang sekali kali
ini saya berkesempatan sharing dan berdiskusi dengan bapak/ibu terkait
menerbitkan buku di penerbit indie.
Di
setiap gelombang pelatihan ini, saya selalu berharap banyak peserta yang
akhirnya bisa menerbitkan buku solo setelah ikut pelatihan ini maka untuk
mencapai harapan itu, salah satunya adalah dengan adanya materi seperti malam
ini
Tentang
menerbitkan buku di penerbit indie. Menerbitkan buku solo juga menjadi syarat
lulus pelatihan ini. Maka perlu disimak materi malam ini untuk bekal nanti
bapak/ibu akan menerbitkan buku solo.Sebelumnya saya juga peserta pelatihan ini
yaitu gelombang 4 pada Maret 2020.Dahulu tidak ada materi tentang penerbit
indie seperti sekarang ini.peserta mencari sendiri mau menerbitkan dimana.
Sebelum
lebih jauh, terima kasih juga kepada Omjay yang sudah membuat wadah pelatihan
belajar menulis ini, sehingga para guru penulis se-Indonesia dapat terhubung
dan saling mendukung. Baik kita mulai masuk ke materi. Sesuai tema malam
ini, Mengapa menerbitkan buku dikatakan
semakin mudah ? Ya karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani
penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti
sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor
seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.
Tahap
seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis
harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa
diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan
sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat
lama.
Kini
ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
Naskah
pasti diterbitkan ✅
Proses
penerbitan mudah dan cepat ✅
Mari
simak lebih lanjut ciri-ciri penerbit indie
Bagi
penulis pemula tentu penerbit indie
menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar
biaya-biaya untuk mendapat fasilitas
penerbitan, atau jika ingin cetak ulang tapi itu memang konsekuensi dari
penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab
penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan. Saya sendiri sudah
menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di penerbit Indie.
Buku
Pertama adalah Buku Blog Untuk Guru Era 4.0
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html
Buku
Kedua adalah Aksi Literasi Guru Masa
Kini
https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html
Buku
Ketiga adalah Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari
https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html
Mungkin
sebelum pertemuan malam ini sebagian bapak/ibu sudah tahu ada beberapa penerbit
indie. Atau sudah melihat info-info penawaran penerbitan buku di penerbit indie.
Seperti pertemuan kemarin ada penerbitnya Cak Imin.silakan bisa menjadi
tambahan wawasan/referensi bagi bapak/ibu dalam memilih penerbit
Yang
pasti, dalam pelatihan ini bapak/ibu bebas memilih penerbit manapun. Tidak ada
kewajiban harus pakai penerbit tertentu. Silakan bapak/ibu memilih penerbit
berdasarkan selera/kondisi masing-masing
Sebagai
tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit
indie
1. Biaya
penerbitan
2. fasilitas
penerbitan
3. Batas
maksimal jumlah halaman
4. Ketentuan
dan Biaya cetak ulang
5. Apakah
dapat Master PDF
6. Jumlah
buku yang didapat penulis
Jadi
silakan hal-hal tersebut disesuaikan dengan kondisi/keinginan bapak/ibu
masing-masing
Saya
termasuk salah satu yang bisa membantu bapak/ibu menerbitkan buku. Dalam hal
ini saya membantu menghubungkan ke pihak penerbit. Saya melakukan ini untuk
peserta belajar menulis sejak Juli 2020.Mengapa saya membantu mengubungkan
bapak/ibu ke penerbit indie ? Silakan bisa disimak gambar di bawah ini
Saat
itu (Juli 2020) saya melihat bapak/ibu peserta yang belum tahu mau menerbitkan
buku dimana. Kemudian terdapat juga beberapa cerita kasus yang saya dengar. Ada
yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas
kabarnya. Bahkan hampir setahun menunggu, tidak ada kejelasan apakah betul-betul
akan diterbitkan atau tidak.
Ada
juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai
berjuta-juta. Melihat kasus-kasus tersebut maka saya membantu bapak/ibu memilihkan
penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai
naskah terbit menjadi buku.
Saya
memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Saya
sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan
lagi. Hasil cetakannya bagus. Bapak/ibu bisa buktikkan sendiri. Bapak/ibu tidak perlu mengalami hambatan,
karena ada saya yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.Bapak/ibu
memiliki kondisi dan keinginan yang berbeda-beda terhadap buku yang akan
diterbitkan. Maka saya coba akomodir dengan menyediakan 2 penerbit tersebut
yang bisa bapak/ibu pilih. silakan lihat gambar berikut
Dari
table tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu
yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang,
sekadar untuk pribadi saja, sehingga
tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih
terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya
cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.
Penerbit
Malang cocok untuk bapak/ibu yang berencana
menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya
penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak
ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.
Terkait
ketentuan menerbitkan buku di 2 penerbit rekanan saya tersebut, bisa lihat
link-link postingan blog saya berikut
https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html
https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html
Namun
bersyukur, 2 penerbit rekanan saya tersebut tetap bisa mengeluarkan nomor ISBN.
walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama
(3-4 bulan)Jika nanti bapak/ibu ingin mengirim naskah buku ke salah satu
penerbit rekanan saya tersebut, silakan kirim japri ke WA saya bapak/ibu
sertakan kelengkapan naskah yaitu:
1.
cover ( judul buku dan nama penulis saja),
2.
Prakata,
3.
daftar isi (tanpa nomor halaman),
4.
profil penulis,
5.
sinopsis
Semuanya
digabung dalam 1 file word.Tips dari saya, jangan menentukan deadline kapan buku
harus terbit misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit
bulan apa gitu
proses
penerbitan buku ya hanya bisa ditunggu saja karena naskah yang masuk ke
penerbit tidak hanya 1-2 saja. Tapi puluhan setiap bulannya belum lagi proses
cetak sekitar 2 minggu
karena
menerbitkan buku bukan seperti fotocopy yang bisa sehari jadi.
https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html
Sesi
Pertanyaan
P1
Terkait
dengan ISBN, apakah dpt diartikan bahwa pada penerbit mayor bisa mendapatkan ISBN, sedangkan pada
penerbit Indie harus sesuai syarat yg diberlakukan baru bisa mendapatkan ISBN?
Secara
garis besar, Syarat yang ditentukan agar terbitan buku suatu penerbit mendapat
ISBN adalah dipasarkan secara luas. Syarat ini sudah otomatis terpenuhi
penerbit mayor karena memang bukunya dipasarkan secara luas. Sedangkan penerbit
indie harus menyesuaikan syarat ini agar memenuhi ketentuan "dipasarkan
secara luas". Puji Tuhan 2 penerbit indie rekanan saya, bisa memenuhi
syarat itu
Mksd
sy terkait penjualan buku bunda. Kalau penerbit mayor utk penjualannya kan di
fasilitasi penerbit mayor, sedangkan penerbit Indie penjualan bukunya secara
mandiriππ»
Masih
dari pertanyaan bu sita pakπ
baik,
memang betul lebih tepatnya penerbit indie memasarkan lewat
web/medsos/marketplace yang dimiliki, namun kalau dari situ saja kurang
maksimal maka akan lebih terasa jika penulis yang memasarkan sendiri karena
penulis tahu siapa target buku terbitannya.
P2
Selamat
malam Pak saya dari Riau BM 25 mau bertanya.
1.
Apa syaratnya agar naskah diterima oleh
penerbit Indie.
2.
Bagaimana caranya menerbitkan buku sendiri.
3.
Apa yang dimaksud dengan penerbit mayor dan penerbit minor
4.
Dimana bisa dipasarkan buku yang dicetak oleh penerbit mayor dan penerbit
minor.
5.
Dimana naskah penulis pemula bisa diterbitkan.
6.
Apakah buku penulis pemula bisa dipasarkan. Kalau bisa dimana ?
J2
1.
Tidak ada syarat. Tapi ikuti ketentuan dari penerbit indie tersebut
2. maksudnya menerbitkan buku tanpa
penerbit ? ya bisa saja. Namun cover, layout harus dikerjakan sendiri. Percetakan juga harus
cari sendiri. Dan tidak bisa ber-ISBN
3.
Penerbit mayor: gratis, tapi ada seleksi. Penerbit indie: tidak ada seleksi,
tapi berbayar
4.
Penerbit mayor: toko buku. Minor: web/medsos/marketplace penerbit
5.
Di penerbit indie, kalau mau bisa di saya
6.
Bisa. lewat medsos, share ke WA.
P3
Mohon
pencerahan tentang kewajiban peserta pelatihan untuk membuat buku solo.
1. Apakah diharuskan membuat buku solo tersebut?
2. Yang saya dengar dari teman kalau hasil resum kita ini akan
dibukukan menjadi buku solo, apakah ini yang dimaksud ?
J3
1.
Iya harus, jika ingin mendapat sertifikat pelatihan ini
2. Iya betul, untuk
membuat buku solo bisa dari kumpulan tulisan resume selama pelatihan ini.
Resume-resume tersebut digabung dalam 1 file word disertai kelengkapan naskah.
Jadi deh naskah buku solo.
P4
1. Saya baru mengetahui syarat lulus
pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo,
Jika sampai pelatihan selesai, dan resume lengkap, sementara buku solo kita belum terbit, apakah tidak dianggap lulus?
2.
Apakah menerbitkan buku indie, dan ingin
menjual nya, kita memasarkan sendiri?
J4
1. Nah ini penting, dan perlu diperhatikan
bapak/ibu peserta semuanya. Bahwa saya tidak pernah menyebutkan deadline kapan
buku solo harus terbit. Jadi kapan saja buku solonya terbit, tetap bisa lulus.
Karena saya memahami bahwa proses penerbitan itu perlu waktu yang tidak
sebentar dan setiap penerbit beda-beda lama waktu penerbitannya. Jadi jangan
merasa pertemuan terakhir pelatihan adalah deadline buku solo tidak ada
ketentuan itu Eh Pak Dail hehe
2.
akan lebih efektif jika kita yang menjualnya sendiri
P5
Jika
saya mau menerbitkan buku kepada pak Brian
1.
Apakah bisa memilih cover sendiri dari
luar penerbit pak Brian
2.
Apakah include editing dari penerbit ?
3. Kalo tidak salah,
penerbit menyerahkan dua buku kepada perpusnas, apakah dua buku itu ditanggung penerbit atau oleh penulis ?
4.
Untuk ketentuan biaya ISBN dan qrcbn apakah berbeda ?
J5
1.
bisa
2.
Penerbit malang saja yang include editing
3.
itu tanggung jawab penerbit.
4. ISBN dan QRCBN sama saja biayanya. Yang
beda adalah lama waktu penerbitannya. ISBN lebih lama
P6
Haruskah
menerbitkan buku dari hasil resume?
J6
Nah
ini juga penting. Untuk syarat pelatihan ini, buku solo yang diterbitkan tidak
harus dari hasil resume,boleh tema/genre bebas apapun
misalnya
kumpulan cerpen/puisi/pantun, buku ajar, memoar kisah perjalanan hidup kita,
dan lainnyayang penting hanya ditulis oleh 1 orang (solo) yaitu diri kita
sendiri
P7
Mana
yang lebih baik penerbit depok apa penerbit malang
Sambil
menunggu, saya mau menyampaikan sedikit tambahan ya bu
J7
tidak
bisa dibandingkan mana yang lebih baik, karena masing-masing memiliki
karakteristik tersendiri
silakan
memilihnya sesuai kondisi/keinginan bapak/ibu
P8
1. Bagi tips dong bang, meskipun kita
menerbitkan buku di penerbit indie, tapi buku kita bisa laris di pasaran
2. Bisa tidak bang, kita kan cetak di
penerbit indie, tapu buku kita bisa masuk ke penerbit mayor, misal kayak buku
kita ada di gramedia gitu bang? jadi lebih ke cocok-cocokan aja
J8
1. maksimalkan medsos dan media online
apapun. Tipsnya: share ke grup yang memang cocok dengan tema buku tersebut.
Misalnya buku pendidikan, ya share infonya ke grup guru-guru. Yang lebih ampuh
juga japri ke teman-teman dekat. Kemudian bikin promo, yang paling sering
adalah diskon saat masa pre order. Kemudian posting cuplikan isi buku ke medsos
2.
Bisa aja, asal kita bilang ke penerbit indie bahwa kita mau cabut buku
kita dari penerbit indie tersebut. Lebih lengkapnya nanti bisa tanya saat
pertemuan dengan narasumber penerbit andi
P9
Apabila
kita membuat buku antologi karya siswa, selanjutnya kita juga membuat, di situ
apakah kita bisa di sebut sebagia penulis atau hanya editor
J9
Iya
kalau kita (gurunya) juga ikut menulis ya tentu bisa disebut penulis. Tapi
kalau tidak ikut menulis, barulah disebut editor saja
P10
1.
Cak Inin dan pak Brian serta Bu kanjeng sama-sama menerbitkan Buku.
Kami
apakah dibebaskan pilih yang mana saja?
2
: Mengapa di penerbit pa Brian Mazda-- minimal 1 bulan baru akan naik cetak?
J10
1. Iya tadi sudah saya sampaikan.
Bapak/ibu dibebaskan pilih yang mana saja. Tidak ada paksaan harus di penerbit
tertentu. Saya, Cak inin, dan Bu Kanjeng semuanya bersifat menawarkan saja.
Pilihan kembali pada bapak/ibu
2. bukan 1 bulan baru naik cetak, tapi 1
bulan buku selesai terbit (termasuk selesai cetak). Tapi itu paling cepat.
Tidak mesti selalu bisa 1 bulan. Bisa hampir 2 bulan. Tergantung banyaknya
antrian naskah
P11
Apakah
kita hanya seorang saja boleh mencetak buku solo dengan cetakan terbatas.
Berapa minimalnya yang harus dicetak.Dan apakah ada syarat lainnya lagi?
ini
saya belum paham pertanyaannya. Bisa dijelaskan ? Maksudnya menanyakan batas
minimal cetak buku pakπ
J11
untuk
syarat pelatihan, tidak ada batas minimal jumlah cetak buku batas minimal
jumlah cetak buku, ikuti saja dari yang disediakan penerbit
misalnya
disaya, penerbit depok mendapat 2 buku untuk penulis. Penerbit malang dapat 10
buku untuk penulis
https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html
Syarat
ketentuan penerbit malangπ
P12
Untuk
format draft buku kumpulan puisi bagaimana formatnya pak? Apa saja yang perlu
disertakan?
sama
saja formatnya. Yang disertakan juga sama:
1.
cover ( judul buku dan nama penulis saja),
2.
Prakata,
3.
daftar isi (tanpa nomor halaman),
4.
profil penulis,
5.
synopsis
Kepada
Pak Brian , kami sampaikan rasa terimakasih. Karena Bapak malam ini menjadi
bertabur semangat, karena inspirasi dari bapak malam ini, menjadikan kami ingin
mengikuti jejak langkah.
Mari
bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama
kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya.
Demikianlah
resume pertemuaan ke-18 Semoga semua
yang didapat bermanfaat.π