Jum'at, 1Juli 2022
Menulis hari ke-22
Seminggu yang lalu Rara datang ke rumah bersama Ibunya.
Aku hampir tak mengenalinya. Sudah lama tidak bertemu lebih kurang 12 tahunan. Dia
muridku waktu sekolah dasar. Pernah menjadi guru dan wali kelasnya waktu duduk
di kelas 4. Badannya dulu kurus dan pemalu. Beda jauh dengan yang dilihat saat
ini . Rara tinggi dan badannya berisi serta berkulit putih dan ramah.
Masih teringat dia suka menangis bila ada kawannya
yang usil. Bila ditanya gak mau jawab. Datang paling awal pulangnya paling
akhir. Matematika dia jagonya. Bila menulis dia lambat sekali. Tulisannya tegak
bersambung dan rapi. Kendalanya dia hanya lambat dalam menuliskan. Aku harus
sabar menunggunya sampai selesai. Sangat indah untuk di kenang.
Tujuan dia bersama Ibunya datang ke rumah adalah menjemput
aku untuk bisa menghadiri pernikahannya. Mohon doa restu tidak lupa dia pinta
padaku. Aku merasa istimewa di jemput oleh muridnya untuk menghadiri hari istimewa
dalam hidupnya.
Jodoh siapa
yang tahu itu rahasia Allah. Calon suaminya kawan satu kelas waktu kelas 4. Dani
nama anaknya. Dia paling suka membuat Rara
menagis. Ada saja tingkahnya yang menjengkelkan. Aku sampai bosan menasehati
Dani. Sudah dipanggil orang tuanya, hasinya tetap sama.
Aku hanya tersenyum lebar dan hampir tertawa
mendengarkan nama calon suaminya. Rupanya Rara juga masih ingat hal itu. Kalau
Allah sudah berkehendak apa yang tak mungkin. Skenario-Nya lebih mantap dari
apa yang telah kita rencanakan.
Hadirku di acara pernikahannya disambut dengan baik. Semua
hidangan dan macam kuliner dari daerahnya dihidangkan. Makanan yang sangat
terkenal yaitu pempek Palembang. Ada
kerupuk, sate dan bermacam kue yang berciri khas dari Palembang.
Rara dan Dani pasangan
yang sangat serasi. Dani yang dulunya tukang usil sekarang menjadi kalem.
Dia nampak berwibawa dan
ganteng. Aku diajak Foto bersama mereka. Merasa terharu, senang jadi satu. Aku
menyalami dan mengucapkan selamat atas pernikahannya. Semoga Sakinah mawadah
warahmah.
“ Dani, jangan buat Rara
menangis, janji, ya,” aku mencoba menggoda mereka sambil tertawa.
Dani tersenyum malu
sambil melirik Rara yang berusaha menahan tawanya. Terbayang-bayang seru cerita
mereka nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar