Rabu, 25 Mei 2022
Menulis Buku dari
Karya Ilmiah
Resume ke :
4
Hari/ Tgl :
Rabu, 25 Mei 2022
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator :
Helwiyah
Pertemuan ke-4 Pelatihan
Belajar Menulis PGRI malam ini narasumber masih sangat muda namun memiliki
segudang prestasi. Beliau bernama Noralia Purwa Yunita, M.Pd seorang
guru di SMP Negeri 8 Semarang. Lebih detil terkait beliau dapat dihubungi lewat
email pribadi : noraliapurwa@gmail.com atau
WA 087786578494, dan instagram noralia_needtha.
Materinya bertema “Menulis Buku dari Karya Ilmiah”. Kegiatan
dimulai dengan pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab,
dan penutup.
Selain memberikan materi Menulis Buku dari Karya
Ilmiah beliau juga akan memberikan bonus bagaimana menulis artikel ilmiah untuk
jurnal nasional dari KTI.
Penyampaian materi dibagi menjadi 3 sesi yaitu:
Sesi 1 : Menulis Buku dari KTI
Menurut narasumber, menulis buku dari karya ilmiah
dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi penulis. Adapun keuntungan yang
bias diperoleh sebagai berikut.
· Lebih
bermakna dan bermanfaat
Kita bisa membayangkan
jika karya itu masih berupa karya tulis ilmiah, pasti hanya disimpan secara
pribadi atau disimpan di perpustakaan. Pembacanya siapa? Sangatlah
terbatas.
Jika di perpustakaan
sekolah, pastilah para warga sekolah. Harapan peneliti tentu karya tulis yang
sudah dihasilkan bisa bermanfaat untuk orang banyak. Namun, kalau hanya
tersimpan di rumah pribadi atau di perpustakaan sekolah tentu saja hasil
penelitian itu berguna pada saat ujian skripsi ataupun pas kenaikan pangkat
saja misalnya. Setelah itu hanya menjadi sebuah dokumen yang tersimpan rapi
dalam sebuah lemari tanpa dibaca oleh siapapun.
Lalu bagaimana Jika KTI
ini diubah menjadi buku? Tentu saja akan berbeda keadaannya. Hasil karya tulis
ilmiah dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, dan artikel tidak bisa
memberikan makna dan manfaat yang banyak jika hanya masih berbentuk KTI dan
tersimpan rapi dalam lemari.
Apabila semua karya tulis
dibuat menjadi sebuah buku maka karya kita itu akan bisa tersebar luas ke
berbagai daerah di Indonesia bahkan bisa mendunia.
· Keutungan
materi
Karya tulis yang sudah
dibuat menjadi buku dan apabila tersebar ke berbagai penjuru tanah air maupun
dunia, tentu proses penyebarannya selain mungkin karena disumbangkan bisa lewat
penjualan. Kalau penjualannya bisa meraih predikat best seller, maka sang
pemilik karya akan mendapatkan keuntungan finansial yang pantastis. Nah menarik
bukan? Kalau masih berbentuk KTI siapa yang mau membeli?
· Hasil
penelitian akan tersebar luas
KTI yang sudah dikonversi
menjadi buku akan mudah diakses oleh banyak pihak. Akibatnya, penelitian yang
didapatkan pun akan diketahui oleh masyarakat luas karena bisa dijadikan
rujukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pelajar, mahasiswa, guru,
dan lain-lain.
· Penilaian
Angka Kredit
Kita yang menulis buku
tentu bisa memberikan angka kredir bagi ASN. Karena memang tuntutan ASN
haruslah ada progres untuk peningkatan profesionalitasnya. Semua terekam dalam
Angka Kredit. KTI menjadi buku dapat digunakan untuk pengajuan angka
kredit bagi para guru ASN. Selain itu, poin buku lumayan tinggi pada ketentuan
angka kredit sehingga ini sangat menguntungkan bagi bapak ibu guru.
Setelah mengetahui makna
dan manfaat dari mengubah KTI menjadi sebuah buku, maka hal terpenting yang
harus diketahui adalah bagaimana cara mengubah KTI menjadi buku. Dalam mengubah
KTI menjadi buku kita tidak boleh sembarangan.
Ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan dan lakukan dalam mengubah KTI.
1.
Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik
dan eye catching.
Judul karya ilmiah versi
buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek,
tempat penelitian.
Sebagai contoh Efektivitas
SEM Berbasis Mind Map pada mata pelajaran Kimia untuk meningkatkan pemecahan
masalah siswa materi pokok reaksi Redoks.
Judul ini merupakan judul skripsi yang
terkesan kaku, kurang menarik, terlalu ilmiah, panjang, dan kurang
eye catching. Agar judul ini tidak terkesan kaku dan terlalu ilmiah, judul ini
bisa diubah menjadi Metode SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21. Judul ini
menjadi lebih singkat, padat dan jelas namun tidak terkesan kaku
2. Ubah Daftar Isi
Biasanya untuk beberapa
karya ilmiah, daftar isi berupa:
BAB
1 Pendahuluan
berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB
2
landasan teori
Bab 3
metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
Bab 4 hasil
dan pembahasan
Bab 5
penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah menjadi buku, daftar
isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why)
Menjelaskan masalah umum
pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa,
alasan metode SEMMI dalam pembelajaran.
Bab 2 (APA)
Menjelaskan apa itu
metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad
21
Bab 3,4,5, dan seterusnya (How)
Menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil
pembuatan, bagaimana penerapannya. Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2
di KTI.
Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan
landasan teori berisi:
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran SEMMI
Jika dikonversi menjadi Sub bab 2.2. media
pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul
4.1. pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3. sistematika modul
4.4. kelebihan modul
Begitulah seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.
Hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat
menuliskan/mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak
penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika
yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah
3. Pada bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang:
§ tujuan penelitian
§ manfaat penelitian
§ definisi operasional
§ hasil penelitian terkait
Semua itu harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi
buku
4.
Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting
saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
5.
Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda
dengan versi laporan.
Susunan dan gaya tulisan
bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas
masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya
penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca,
berpikir, dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat
dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku
kita secara lengkap dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah
menjadi buku
6. Kaitkan dengan kondisi terkini agar
buku kita lebih mengikuti jaman.
Sebagai contoh, judul
diatas merupakan skripsi tahun 2011, namun ketika mengubahnya menjadi buku,
saya kaitkan dengan pembelajaran abad 21 yang lebih menekankan kepada 4C yaitu
keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan kreativitas. Dengan
demikian, buku yang dibuat dapat dijadikan salah satu alternatif solusi
pembelajaran sekarang ini.
7.
Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti
Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e-book,,atau karya ilmiah lainnya. Namun,
hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot,
wordpress, dan lain sebagainya.
8.
Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan
agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
9.
Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf,
jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.
SESI 2 : Menulis Artikel ilmiah untuk
Jurnal dari KTI
Dalam kesempatan ini, sebagaimana janji narasumber di
awal pertemuan bahwa, selain akan menyampaikan materi bagaimana mengubah karya
ilmiah menjadi sebuah buku, juga akan memberikan bonus berupa Tips Dan Trik
Menulis Artikel Ilmiah Pada Jurnal Nasional.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut.
Tulis artikel sesuai dengan template jurnal uang
dituju. Biasanya ini yang tidak diperhatikan. Tiap jurnal pasti memiliki
template yang berbeda. Jika artikel yang masuk tidak sesuai template, otomatis
akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun penelitiannya
Judul singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari
penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan dalam judul.
Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis
artikel tersebut. Dalam hal ini yang benar-benar terlibat baik dalam hal
perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan penelitian.
Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan
akademik.
Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode
penelitian, hasil dan simpulan. Karena jumlah kata dalam abstrak sangatlah terbatas
(panjang abstrak tiap jurnal berbeda), maka latar belakang masalah dan tinjauan
Pustaka tidak perlu dimasukkan.
Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5
KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit
tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus
statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain
penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data, analisis data (tanpa
rumus statistika). WAJIB ada juga sumber rujukan dari metode yang digunakan.
Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk
menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori
yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya
Simpulan merupakan Jawaban dari rumusan masalah
yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical). Namun tata
cara penulisan tetap mengacu pada template yang ada pada jurnal yang dituju.
Demikian bu helwiya sedikit pengalaman yang dapat saya
bagikan. Semoga bermanfaat.
Selain mendapatkan pengetahuan dari materi yang
dipaparkan oleh narasumber, banyak lagi pengetahuan luar biasa yang diperoleh
dari jawaban narasumber terkait dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta
pelatihan.
Materi pada pertemuan ke-4 ini diakhiri dengan closing
statement oleh Bunda Noralia Purwa Yunita selaku narasumber yakni dapat
menghasilkan karya di tengah kegiatan itu biasa, namun menghasilkan karya di
tengah kesibukan yang begitu banyak itu istimewa.
Saya ucapakan terima kasih banyak pada Ibu Noralia
Purwa Yunita atas ilmu diberikan malam ini. Semoga bermanfaat bagi kami dan untuk semua orang serta bisa menghasilkan karya yang luar biasa.
Terima kasih🙏

Tidak ada komentar:
Posting Komentar